Gerakan pelajar memiliki peranan sentral dalam kemajuan bangsa Indonesia. Sebagai gerakan pelajar, bagi IPM setengah abad melintas merupakan tonggak sejarah yang penting bagi gerakannya. Gerakan IPM membawa misi dakwah Islam yang berkemajuan di tengah lintasan zaman yang penuh gelora. Sebagai gerakan yang fokus pada dunia pelajar IPM telah melewati berbagai fase zaman yang sarat dinamika dengan perjuangan tanpa kenal lelah.

Tujuan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ialah "Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.” Melalui IPM dapat dioptimalkan proses pembudayaan pelajar untuk menjadi sosok yang cerdas dan reiligius, sekaligus menjadi calon elite pencerah di Republik ini.

Kini, IPM sebagai gerakan pelajar menghadapi kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal yang berada dalam pertaruhan yang krusial karena dilanda berbagai persoalan dilematis. Di tengah dunia pendidikan yang “galau” orientasi dan dunia pelajar Indonesia diwarnai tawuran, selain prestasi yang menggembirakan, kehadiran IPM dan peranannya yang mencerdaskan dan mencerahkan sangatlah dinanti. Dengan ideologi Islam berkamajuan yang menjadi ideologi gerakan, IPM terus berjuang demi menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemajuan Islam untuk mewujudkan kehidupan pelajar yang tercerahkan atau pelajar yang berkemajuan.

Kehidupan tak akan pernah berhenti, selalu bergerak maju memerlukan manusia-manusia baruy aitu pelajar baru dengan semangat dan pemahaman baru dan berkemajuan atas realitas yang terus berkembang dengan dinamis. Pelajar baru inilah yang akan meneruskan risalah Islam yang dipahami dengan semangat kemajuan. Pelajar baru inilah yang akan terus melakukan gerakan pencerahan dengan gerakan ilmu. Pelajar baru inilah yang mempu menggerakkan Islam sebagai ilmu yang mampu membangun peradaban. Merekalah yang akan dengan benar memahami realitas ketika dengan pandangan Islam berkemajuan. Merekalah yang akan tetap lantang menjadi pelajar bersuara ketika yang tua terperosok dalam pesimisme dan terhanyut dalam pragmatisme.

Sejarah telah membuktikan bahwa pelajar adalah tiang Negara yang sangat menentukan perjalanan sebuah bangsa. Maju dan mundurnya sebuah bangsa ialah tergantung pelajarnya, berkamajuan atau berkemunduran. Sebagai sosok intelektual dan penuh idealisme pelajar harus mampu melahirkan berbagai penemuan, eksplorasi, bahkan sebuah revolusi. Mereka menentukan masa depan kemanusiaan. Pengalaman, wawasan, kesejahteraan, kemiskinan, penderitaan, dan kebahagiaan yang mereka alami sekarang menentukan masa depan bangsa. Sayangnya, yang kita lihat saat ini ialah para pelajar belum posisi tawar yang baik untuk memainkan perannya secara sebagai kaum berilmu.

Kaum pelajar masih terpinggirkan secara sosial, politik, ekonomi, budaya, dan seterusnya. Kita sering menyaksikan praktek diskriminasi terhadap mereka dalam hal penetapan keputusan dalam keluarga misalnya, bahkan untuk menentukan rencana studi lanjutannya. Contoh lain adalah, mereka seolah tak pernah berhenti menjadi objek dalam pembuatan kebijakan publik, terutama dalam perkara yang menyangkut langsung diri mereka, seperti dalam menjamin kesejahteraan mereka. Yang lain lagi, dengan mantapnya kaum pelajar menjadi sasaran konsumerisme, hedonisme dan lain sebagainya.

Disisi lain, IPM yang seharusnya menjadi sayap gerakan pelajar dan membela kepentingan pelajar. IPM sebagai dokter masalah namun dirinya sendiri mangalami masalah. Saat ini gerakan IPM mulai kehilangan taringnya untuk berbicara dalam berbagai persoalan ideologi yang terus menyerang dunia pelajar. Gerakan IPM cenderung terjebak kepada rutinitas seremonial tanpa ada kesadaran kritis sebagai alat pembaca masalah. Inilah yang mengakibatkan gerakan IPM cenderung mengalami penumpulan karena gagap sosial. Hal semacam inilah yang menyebabkan gerakan IPM menjadi tumpul, karena terjebak pada masalah-masalah internal, teknis, birokratis, dan menjadi rutinitas yang menguras energi.

Menyadari hal ini, IPM perlu melakukan tajdid gerakan untuk gerakan pelajar berkemajuan yang responsif dan progresif membaca realitas dan gerakan untuk peroalan-persoalan pelajar. Cita-cita IPM yang mendambakan sosok ideal pelajar sesungguhnya telah menggambarkan niat perjuangan tersebut. Gerakan IPM ialah bentuk respon terhadap penjagaan ideologi pelajar dari ideologi komunis yang berkembang pada saat itu. Selain itu, IPM berdiri karena sebuah keharusan bagi Muhammadiyah untuk menanamkan nilai-nilai ideologi perjuangan Muhammadiyah kepada kader-kader yang kebetulan saat itu Muhammadiyah telah memiliki lembaga-lembaga pendidikan (sekolah). Di sinilah mengapa Kiyai Dahlan berpesan: “Dadiyo kiai sing kemajon, lan ojo kesel anggomu nyambut gawe kanggo Muhammadiyah”. Karena itu perlu organisasi Muhammadiyah sayap pelajar yang nantinya konsen pada persoalan-persoalan pelajar dan dunianya.

Kedepan, gerakan IPM harus dikembalikan pada ruhnya. Pagelaran Muswil XVIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Timur adalah sebagai forum permusyawaratan tertinggi dalam IPM di Tingkat Wilayah yang diikuti oleh perwakilan Pimpinan Daerah IPM (Kota/Kabupaten) dan Pimpinan Cabang IPM (Kecamatan) seluruh Jawa Timur. Muswil XVIII merupakan momentum yang sangat tepat bagi organisasi untuk melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan dan dicapai untuk kemudian terus melakukan rekonstruksi dan revitalisasi ruh gerakannya serta selayaknya menghasilkan keputusan-keputusan yang menjangkau problem ditingkat basis maupun lokus. Disinilah kehadiran IPM sebagai sebuah gerakan yang terus maju sesuai dengan kemajuan zaman dan membawa nilai-nilai luhur Islam.

Sebagai langkah implementasi menemukan kembali ruh gerakan pelajar di Jawa Timur. Gerakan IPM Jawa Timur harus segera melakukan reformulasi dan reorientasi gerakannya untuk menemukan formula ideal IPM Jawa Timur ke depan. Muswil XVII diharapkan mampu menelurkan gagasan besar untuk mengawal gerakan pelajar Muhammadiyah sebagai gerakan pelopor pembaruan yang mampu mengawal kemajuan Jawa Timur sebagai salah satu Propinsi besar bagian dari bangsa Indonesia. Sebagai mana Kalamullah, Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS al-Hasyr: 18). Oleh sebab itu pada Muswil XVIII IPM Jawa Timur kali ini mengambil tema, TAJDID GERAKAN UNTUK PELAJAR BERKEMAJUAN”.