Palembang - Belum lama ini Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menggelar Muktamar IPM ke XVII di Palembang. IPM  merupakan organisasi otonom Muhammadiyah untuk para pelajarnya. Berdiri sejak 18 Juli 1961, di usianya yang sudah 51 tahun, IPM memiliki banyak prestasi. Tahun 2011 lalu, IPM terpilih sebagai Organisasi Kepemudaan (OKP) terbaik nasional oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI. Selain itu, September 2012, IPM meraih penghargaan ASEAN Ten Association Youth Organization (ASEAN TAYO) yang merupakan penghargaan untuk organisasi terbaik se-Asian Tenggara untuk kedua kalinya, setelah mendapatkan penghargaan serupa tahun 2006.

Wakil Ketua KPK RI, DR. Busyro Muqoddas, SH, M.Hum, saat menjadi keynote speaker mengatakan, pentingnya akhlakul karimah dalam kehidupan sosial dan politik kebangsaan di tengah lumpuhnya peran sosial dan politik elit pada saat ini. Dan semua itu harus diwujudkan dalam segala ranah aktivitas Ikatan Pelajar Muhammmadiyah.

“Keterpurukan atau kelumpuhan peran sosial politik. IPM harus tampil sebagai unsur kepekaan sosial masyarakat madani. Sudah diberikan contoh oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam konteks bangsa, sudah diberikan contoh oleh K.H. Ahmad Dahlan.”

Selain itu juga, Busyro menyoroti begitu pentingnya integritas dalam berbagai instansi pemerintahan dan lembaga Negara, terutama dalam proses rekruitmen calon pejabat atau pimpinannya. Integritas ini secara umum memiliki unsur kejujuran, keterpercayaan, kompetensi / pengalaman, kepemimpinan visioner, kemampuan perubahan, kepekaan pada kemanusiaan, kebenaran, dan keadilan, serta kesehajaan dan keteladanan.

Ia mengajak segenap kader IPM se-Indonesia agar melestarikan tradisi memberi. “Karena memberi lebih terhormat daripada menerima, dan itu terbukti dengan hampir di seluruh level pimpinan IPM tidak menerima gaji.” Ujar Alumni IPM ini.

Ia juga mengungkapkan apabila “Kader-kader IPM yang mampu mendapat kedudukan dimanapun di bangsa ini, semua itu harus  dijalani berlandaskan simbol ketauhidan dan senantiasa memberikan pencerahan.”.

Diakhir penyampaian. Ia mengajak agar IPM berperan serta  dalam menghadirkan kader yang memiliki kesadaran liberasi, humanisasi, dan transendensi. Dikenal dengan kader profetik, membawa misi kenabian (misi pembebasan terhadap sistem yang menindas).”.

Sementara itu, Hillary C Dauer, Sekretaris Duta Besar Amerika Serikat dalam dialog interaktif bersama peserta Konferensi Pimpinan Wilayah IPM se-Indonesia di Universitas Muhammadiyah Palembang, mengatakan, pelajar di Amerika harus belajar banyak pada Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Ia memberikan apresiasi dan pujian kepada IPM yang sebagai organisasi pelajar, mampu masuk ke berbagai bidang seperti ekonomi, politik, kesejahteraan, dan bidang lainnya. Terlebih jika melihat jaringan IPM yang begitu luas dan mengakar di nasional. “Di AS, tentu ada organisasi-organisasi seperti IPM, tetapi kebanyakan hanya berada di sekolah masing-masing saja. Jaringannya belum seperti IPM yang menasional dan punya banyak agenda untuk mengkader anggotanya,” kata Hillary.

Ia senang bahwa banyak pelajar Indonesia yang bersekolah di Amerika, mereka yang mengikuti pertukaran pelajar atau mendapatkan beasiswa belajar disana, masih membawa karakter pelajar Indonesia. Hillary mengajak para pelajar Indonesia untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman melalui beberapa program yang telah disiapkan oleh Kedutaan Besar seperti Youth Exchange Student (YES) yang diadakan rutin setiap tahun.

Menurutnya juga, kini dari pihak penyelenggara sedang mengupayakan pemerataan sosialisasi tentang program-program pertukaran pelajar ke Amerika tersebut, tidak sekadar ke sekolah-sekolah negeri, juga termasuk di sekolah-sekolah Muhammadiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan Pondok Pesantren untuk menyamakan akses bagi setiap pelajar di Indonesia. (fitri)

Gambar/Foto : gores-penaku.blogspot.com

Sumber